My Official Site

Monday, June 4, 2007

Back To Nature

Seringnya otak ini berfikir, merenung, dan bertanya pada diri ini. Apa yang selama ini membuat aku menjadi diri orang lain, dan selalu berada dalam bayang-bayang orang lain, yang katanya akan membawa kebahagiaan pada masa depanku. Aku tidak tegas pada diriku, aku tidak merasa memiliki tubuh ini, aku tidak yakin dengan jiwa ini, dan akhirnya semua merintih pedih menjalani kehidupan yang rasanya hampa. Terasa benar ketakutan ini, menyeruak masuk dalam rasa, apa semua yang selama ini aku rasakan benar adanya..? ataukah hanya sebagai kamuflase yang sengaja kubuat untuk meutupi kekurangan-kekurangan yang ada padaku. Aku terlena...:''(

Tak pernah aku sadar aku memiliki jiwa ini, tak pernah tersadar dalam benak ini bahwa aku memiliki sebuah hamparan harapan yang bisa aku raih sendiri, aku belum bisa berbuat layaknya seorang lelaki cerdas, lelaki dewasa, lelaki berpotensi menjadi pemimpin tangguh, dan tegas dalam semua hal. Aku menjadi lelaki pemimpi yang tak bisa berbuat apa-apa. Bersandar pada sandaran yang rapuh dan terkadang bergoyang tertiup angin-angin kemalasan. Ouggh.....
akan kubawa kemana jiwa ini...? akan kuhadapkan kemana muka ini, disaat semua mulai menjauh, disaat semua mulai melirik kegoyahanku, dan semua berkata tidak untuk diriku. Aku patah arang.

Setitik demi setitik, dan sehelai-demi sehelai kurajut jiwa yang kuharapkan menjadi panorama dalam kehidupan ini, telah hanyut dan mulai rapuh kembali. Deburan-deburan jiwa, semangat yang menggebu dan aliran-aliran kemenangan, berakhir dengan sebuah urutan-urutan kata-kata belaka kepada pemula. Memberi nasihat, dan mengobarkan semangat untuk membangun jiwa yang tegar. Sedangkan aku....? akui rapuh dalam nasihatku, aku lalai dengan semangat yang kuberikan, dan aku tak bisa berkata, bila semua objek itu adalah aku yang sebenarnya.

Aku menginginkan

Tuesday, May 8, 2007

Kejujuran Seorang Lugu

Enaknya hidup dalam kejujuran, tapi harus tumbuh di habitat kejujuran, dan di siram dengan air kepercayaan. Akan tumbuh dan berbunga, berbuah dan mewangi. Indah dalam hal yang benar, indah dalam kemutlakan yang benar-benar ada. maafkan bila meracau....

Kejujuranku telah tercemar oleh keluguan yang tampak dalam wajahku. Aku ingin balas dengan ribuan kejujuran yang bakal terjadi dikemudian hari ini.

Sirnalah dikau pencemar, pengotor hati, sebagai manusia yang punya nurani.

Sunday, April 22, 2007

Limbah fikiran

Ku hela nafas berkali-kali, kuremas dan kuacak- acak rambutku, dan sekali-kali ku menunduk dan merasakan aroma tubuh yang mulai menusuk dan menyengat hidungku.
Weks....kubuang muka dari pemandangan ini, menghindari aroma tubuh sendiri. Aku membatin, padahal baru beberapa jam lalu aku menyiramkan air ke seluruh tubuh ini, tapi kenapa rasanya sudah tiga atau empat hari aku tidak menyentuh yang namanya air dan sabun mandi. Beberapa kali kubuang muka menghindari bau yang menyengat dan melumpuhkan indra pembau, namun tetap saja aku tak tahu ada gerangan apa yang terjadi...:"(

Semenjak kepindahan, dari kost Indralaya ke Palembang, banyak hal-hal baru kutemui, banyak hal-hal aneh selama ini menjadi biasa, dan...
sekarang mulai akut, kegelisahan dan kejenuhan kelas tiga sma yang lalu berulang kembali. aku diliputi bermacam rasa ketakutan yang amat sangat, kegelisahan yang menghadang, dan perasaan berasalah, menyalahkan diri sendiri bercamur baur menghantam jiwa dan raga ini.

Kurang berani menempuh sebuah tantangan yang menurut saya sangat banyak memusingkan, membuat ku confuse dibuatnya. Bayangkan...? berbagai masalah dari yang terkecil datang dan menerkamku tiba-tiba, tapi kenapa smua itu baru meneyerang saat yang genting seperti ini, dimana urusan kuliah, urusan hati, cinta yang terlupakan, dan bahkan hamparan harapan masa depan yang masih menjadi imajinasi seolah-olah menindih dada ini dengan beban yang sangat berat, aku tersesak dibuatnya, aku lengah dengan diriku sendiri, dan parahnya aku lupa posisiku saat ini yang masih berstatus mahasiswa dengan lima mata kuliah lagi yang belum kuambil. dan itu memerlukan energi yang besar menuntut perhatianku yang mendalam. Aku ingin membuat itu menjadi mudah...namun kadang ada banyak krikil tajam yang menghalangiku untuk memperolehnya dengan mudah, aku hilang kendali.

Hayalan demi hayalan telah membalut sukma hati dan itu begitu sukar untuk membukanya. Aku harus kuat, dan memang harus sekuat-kuatnya menerobos pintu-pintu kemalasanku selama ini. Aku akan melangkah dalam dunia ini dengan Tegar dan Hati-hati.